Rabu, 19 Oktober 2011

Rapat Pembangunan Tol Solo Kertosono





Kota Surakarta merupakan salah satu kota terbesar di Provinsi Jawa Tengah dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi sehingga pembangunan jalan tol dirasa sangat mendesak untuk mendukung pengembangan wilayah kota dan sekitarnya.

Dengan dasar itu pada hari Kamis (19/8) diadakan Rapat Koordinasi dimana pada rapat ini membahas tentang pencapaian Progres pembangunan Jalan Tol Solo – Kertosono tahun anggaran 2009 – 2010 dan rencana pembangunan untuk tahun anggaran 2011 – 2012.Pembangunan Jalan Tol ini merupakan bagian dari Jaringan jalan tol Trans Jawa yang menghubungkan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan panjang + 179 Km.

Pada tahun 2009 telah dilaksanakan pembangunan jalan +600 m dengan menggunakan dana APBN sebesar Rp.15 Milyar. Sedangkan pada tahun 2010 dialokasikan dana + Rp.53 Milyar untuk pembangunan struktur bawah jembatan (+ 300 m ) dan oprit sisi barat jembatan ( + 150 m ). Dengan harapan pada akhir tahun 2012 dapat dioperasikan jalan tol sepanjang 24 Km yang dapat berfungsi sebagai Solo Outer Ring Road ( Lingkar Luar Solo Raya ).

Rapat Koordinasi ini sendiri dilaksanakan di Ruang Rapat Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional V yang dihadiri oleh Plt. Kasie Pengawasan, konsultan dan Satker pembangunan Jalan Tol Solo – Kertosono dalam rapat yang dipimpin oleh Kabid Pelaksanaan mewakili Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional V.

Manfaat yang bisa dirasakan oleh masyarakat dengan berfungsinya pembangunan Jalan Tol Solo – Kertosono ini diantaranya adalah tersedianya akses menuju Bandara Adisumarmo dan akses dari/ke jalan raya Solo – Purwodadi dan mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah.

“MATERIAL dan PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN RAYA”



BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu sarana bagi manusia untuk berinteraksi adalah jalan raya yang telah dikenal sejak zaman dahulu. Mereka menyadari dengan adanya sarana jalan raya akan memudahkan untuk melakukan berbagai macam kegiatan. Di era globalisasi sekarang ini sedikitnya telah dikenal model transportasi darat, laut dan udara. Jalan raya merupakan salah satu sarana untuk moda transportasi darat. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka jalan raya pun tidak luput dari sentuhan teknologi tersebut dengan ditemukan beberapa jenis bahan yang bias dipakai untuk pekerjaan pelapisan diantaranya Laston, Asbuton, Burtu, dan lain- lain.
Jalan- jalan modern yang dilengkapi dengan lapis perkerasan banyak dijumpai dikota-kota ataupun dengan adanya jalan- jalan akses ke perkampungan dan pemukiman penduduk. Seiring dengan pengoperasian jalan tersebut selama periode umur rencana jalan, maka jalan tersebut mengalami penurunan kualitas. Untuk itu, pada saat pelaksanaan perkerasan jalan raya itu harus teliti dan sesuai dengan data- data yang diperoleh dilapangan. Misalkan; barapa kenderaan yang melintasi, umur rencana, serta persentase peningkatan kenderaan hariannya, dan banyak lagi yang lainnya yang harus kita lihat.


Direktur Bina Pelaksanaan Wilayah II Meninjau Jalur Lintas Selatan

Direktur Bina Pelaksanaan Wilayah II Meninjau Jalur Lintas Selatan




Direktur Bina Pelaksanaan Wilayah II Ir. Winarno, M.Eng.Sc di dampingi oleh PPK Pembinaan Jalan & Jembatan Wilayah Jawa Ir. Arif Wicaksono, M.Eng.Sc, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional V Ir. A.G. Ismail, M.Sc dan PPK Pembangunan Jalan dan Jembatan Boyolali – Kartosuro Hari Dwi Purwadi, ST., pada hari kamis (18/10) meninjau paket – paket kritis di Jawa Tengah, Boyolali – Kartosuro (SRIP) dan Magelang – Keprekan (SRIP). Saat didampingi Kepala BBPJN V Ir. A.G. Ismail, M.Sc, Winarno berharap segera menyelesaikan pekerjaan paket-paket kritis terlebih dahulu.

Dalam kunjungan itu Winarno menyempatkan untuk bertemu dengan Sekretaris Daerah Kab. Pacitan Ir. Mulyono, MM., untuk membahas permasalahan – permasalahan yang ada di Pacitan yang berhubungan dengan Pembangunan Jalur Lintas Selatan. Mulyono menjelaskan “pembebasan Lahan warga seperti yang diketahui bahwa ada sekitar lima warga yang sudah dibayar tapi meminta ganti rugi yang lebih tinggi Mereka antara lain warga di Desa Jetak, Kecamatan Tulakan”. Dari pihak Pemkab Pacitan akan melakukan pendekatan – pendekatan dan sosialisasi ke masyrakat untuk mencari pemecahan dari permasalahan tersebut.

Setelah mendapatkan penjelasan dan pokok – pokok permasalahan dari Sekda Pacitan, Winarno melanjutkan peninjauan dan pengecekan ke lapangan untuk mengetahui secara langsung segala permasalahan dan Progres pekerjaan. Winarno menghimbau bila pelaksanaan pekerjaan mengalami permasalahan unit kerja pusat siap membantu, adapun beberapa lokasi yang mendapat perhatian dalam kunjungan kerja kali ini adalah :

1.    Jembatan Gawang I
2.    Jembatan Gawang II
3.    Jembatan Padi Dangkal
4.    Jembatan Soge 2

Selain itu jalur tersebut juga menghubungkan daerah terisolir dan juga bertujuan untuk membangun pusat-pusat kegiatan perekonomian, perkotaan, serta pertumbuhan dengan pengaruh pelayanan pada system jaringan jalan yang cepat, efektif, efisien, padat, aman dan nyaman khususnya Kab. Pacitan.

sumber : http://balai5.net/berita/159-direktur-bina-pelaksanaan-wilayah-ii-meninjau-jalur-lintas-selatan.html